Rabu, 11 November 2009

Coca Cola (Sudah tepatkah keberadaan anda sekarang?)

coca-colaAda 3 kaleng coca cola, ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama.

Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik, mengangkut kaleng-kaleng coca cola dan menuju ke tempat yang berbeda untuk pendistribusian.
Pemberhentian pertama adalah supermaket lokal. Kaleng coca cola pertama di turunkan disini. Kaleng itu dipajang di rak bersama dengan kaleng coca cola lainnya dan diberi harga Rp. 4.000.

Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Di sana , kaleng kedua diturunkan. Kaleng tersebut ditempatkan di dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp. 7.500.

Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat mewah. Kaleng coca cola ketiga diturunkan di sana . Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau di dalam kulkas. Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan
dari pelanggan. Dan ketika ada yang pesan, kaleng ini dikeluarkan besama dengan gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng coca cola itu, menuangkannya ke dalam
gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan. Harganya Rp. 60.000.

Sekarang, pertanyaannya adalah : Mengapa ketiga kaleng coca cola tersebut memiliki harga yang berbeda padahal diproduksi dari pabrik yang sama, diantar dengan truk yang sama dan bahkan mereka memiliki rasa yang sama ?

Lingkungan Anda mencerminkan harga Anda. Lingkungan berbicara tentang

*RELATIONSHIP. *

Apabila Anda berada dilingkungan yang bisa mengeluarkan terbaik dari diri Anda, maka Anda akan menjadi cemerlang. Tapi bila Anda berada dilingkungan yang meng-kerdil- kan diri Anda, maka Anda akan menjadi kerdil.

(Orang yang sama, bakat yang sama, kemampuan yang sama) + lingkungan yang berbeda = *NILAI YANG BERBEDA.*



Written by Ilsye Ratnawati

ketika motivasi mengalahkan fisik

Pekan ini, saya ingin mengajak Anda semua belajar tentang kekuatan motivasi superdahsyat. Sebuah motivasi yang mampu mematahkan vonis
dokter ahli akan ketiadaan harapan.

Justru dalam keadaan terpuruk dan seolah-olah tiada pertolongan lagi itulah, dia mampu menciptakan rekor balap sepeda dunia tujuh kali. Itulah Lance Armstrong yang kita bahas kali ini.

Sebelumnya, bayangkan dulu satu skenario ini. Anda sudah menggeluti olahraga sepeda ini sejak usia 13 tahun. Olahraga ini sudah khatam
Anda jalani. Saat ini, karir olahraga Anda melejit. Beberapa perusahaan rebutan kontrak sponsorship dengan Anda. Dana mengucur deras ke kantong. Tapi, mendadak Anda harus terpaksa dirawat.

Usai menjalani diagnosis, Anda divonis kena kanker ganas dan sudah menjalar ke paru-paru dan otak Anda. Kata dokter, harapan hidup Anda
tinggal 40%. Padahal, Anda baru berusia 25 tahun, usia produktif. Lalu apa yang bakal Anda lakukan? Menyerah, mundur dari olahraga, dan mengutuki Tuhan? Atau justru memacu Anda semakin bersemangat untuk menciptakan momen spektakuler dalam sisa waktu ini?

Nah, Lance Armstrong memilih langkah kedua. Inilah yang menjadikan dirinya manusia super dengan catatan rekor luar biasa. Bagaimana bisa? Kisahnya dimulai pada 1996 saat Lance Armstrong jadi pembalap tenar dan baru saja memenangi kejuaraan dunia balap sepeda. Langsung saja, sebuah kontrak senilai US$2,9 juta diberikan kepadanya dari sponsor Prancis. Namun, pada 2 Oktober 1996, dia diperiksa oleh dokter dan dinyatakan menderika kanker testis yang sudah menjalar hingga ke paru-paru serta otaknya. Kesimpulannya, kankernya ganas, harapan hidupnya tinggal 40%, dan kesehatannya makin menurun. Dia pun disarankan banyak istirahat dan berhenti dari latihan fisik.

Lance Armstrong bukan orang yang patah arang. Dia tetap menjalankan latihannya untuk membuktikan masih banyak yang mampu diraihnya. Dia
setia menjalani kemoterapi. Setelah dinyatakan berangsur membaik, Lance Armstrong kembali dengan latihannya, mulai dari latihan sederhananya karena berat badannya turun drastis. Namun belakangan, penurunan berat badan ini menjadi keuntungannya untuk mengikuti
turnamen. Akhirnya, saat latihan di trail Blue Rider Mountain , Lance memotivasi dirinya sendiri untuk menciptakan rekor lebih tinggi. Dia meyakini akan sanggup meraihnya.

Intuisinya terbukti pada 1999 saat dia mulai kembali bertanding. Kali ini dalam acara Tour de France yang sangat prestisius. Mula-mula, lajunya lambat dan dia membiarkan orang lain memimpin lebih dulu. Di pertengahan Gunung Alpen, di tengah hujan yang dingin itulah, akhirnya Lance menyalip cepat pembalap yang berada di urutan terdepan. Dan untuk pertama kalinya, dia menjuarai Tour de France. Orang berpikir, inilah tonggak sejarah yang ingin diciptakan oleh Lance Armstrong dan dia akan berhenti setelah itu. Ternyata t ida k. Justru karirnya masih terus melaju, bahkan dia memenangi enam kali berturut-turut lomba Tour de France. Lebih dari itu, berbagai penghargaan juga diraihnya, seperti sport personality terbaik.

Faktor kekuatan

Apakah yang bisa kita pelajari dari Lance Armstrong? Ada banyak hal. Pertama, tentunya soal kekuatan motivasi yang mengalahkan kekuatan
fisik. Seperti yang terjadi pada Lance Armstrong yang berangsur sembuh berkat motivasinya yang gigih, begitu pula banyak dokter menemukan bahwa pasien dengan motivasi sembuh yang luar biasa akan punya peluang sembuh yang lebih besar. Hal ini juga pernah dilakoni oleh tokoh Bruce Lee yang setelah divonis mengalami keretakan fisik lantaran latihannya yang gila-gilaan, justru semakin termotivasi untuk sembuh. Akhirnya, bisa kembali latihan bahkan dengan skills yang lebih dahsyat. Inilah kekuatan motivasi yang sanggup mengalahkan rintangan fisik.

Kedua, Lance Armstrong mengajari kita untuk t ida k perlu meratapi masalah. Tapi, melihat sisi lain dari masalah itu. Saat divonis dokternya dengan kanker, Lance Armstrong t ida k meratapi dirinya dan menyesali diri, tetapi dia justru bangkit dengan kekuatan berlipat. Inilah yang akhirnya membuat dia masih mampu menciptakan enam rekor Tour de France. Coba bandingkan dengan kebanyakan dari kita yang saat menghadapi masalah justru berhenti, mundur, meratapi diri, atau pun menyalahkan orang lain atau bahkan Tuhan.

lac8aKetiga, Lance Armstrong mengingatkan bahwa dalam diri ada kekuatan api motivasi luar biasa yang kadang-kadang tidak kita sadari. Seringkali, dengan berbagai cobaan dan tantangan, justru api itu semakin menyala. Demikianlah rintangan dan cobaan kadang bisa menjadi cara Tuhan 'memberi tahu' betapa mulia dan dahsyatnya kekuatan yang ada pada diri kita. Hal ini seharusnya membuat kita yang normal, sehat, dan memiliki kehidupan bagus, semakin termotivasi. Sayangnya, kadang-kadang ketika segalanya berjalan baik, motivasi kita justru melempem. Memang menjadi pertanyaan kita kalau Lance t ida k kena kanker, apakah dia akan enam kali menjadi juara Tour de France.

Mari kita renungkan lagi kalimat Lance yang menarik, "Segalanya mungkin. Anda boleh dibilang berpeluang 90% atau 50% atau pun 1%. Tapi, yang penting Anda harus tetap percaya dan Anda harus tetap berjuang!"

Sumber: Ketika Motivasi Mengalahkan Fisik oleh Anthony Dio Martin

kisah baut kecil

Bacaan: Filipi 2:1-11

Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; -Filipi 2:3

Sebuah baut kecil bersama ribuan baut seukurannya dipasang untuk menahan lempengan-lempengan baja di lambung sebuah kapal besar. Saat melintasi samudera Hindia yang ganas, baut kecil itu terancam lepas. Hal itu membuat ribuan baut lain terancam lepas pula.

Baut-baut kecil lain berteriak menguatkan, "Awas! Berpeganglah erat-erat! Jika kamu lepas kami juga akan lepas!" Teriakan itu didengar oleh lempengan-lempengan baja yang membuat mereka menyerukan hal yang sama. Bahkan seluruh bagian kapal turut memberi dorongan semangat pada satu baut kecil itu untuk bertahan. Mereka mengingatkan bahwa baut kecil itu sangat penting bagi keselamatan kapal. Jika ia menyerah dan melepaskan pegangannya, seluruh isi kapal akan tenggelam. Dukungan itu membuat baut kecil kembali menemukan arti penting dirinya di antara komponen kapal lainnya. Dengan sekuat tenaga, ia pun berusaha tetap bertahan demi keselamatan seisi kapal.

Sayang, dunia kerja seringkali berkebalikan dengan ilustrasi di atas. Kita malah cenderung girang melihat rekan sekerja "jatuh", bahkan kita akan merasa bangga apabila kita sendiri yang membuat rekan kerja gagal dalam
tanggung jawabnya. Jika itu dibiarkan, artinya perpecahan sedang dimulai dan tanpa sadar kita menggali lubang kubur sendiri. Apa yang disebut gaya hidup seorang Kristen seakan tidak berlaku di tempat kerja. Padahal setiap tindakan yang kita lakukan akan selalu disorot oleh Sang Atasan.

Bagaimana sikap kita dengan rekan kerja? Mungkin saat rekan kerja menghadapi masalah, kita menganggap itu risiko yang harus ia hadapi sendiri. Tapi sebagai tim, kegagalan satu orang akan selalu membawa dampak pada keseluruhan. Jadi mengapa kita harus saling menjatuhkan? Bukankah hasilnya tentu jauh lebih baik jika kita saling mendukung dan bekerjasama menghadapi persoalan? Kristus mengajarkan bahwa kita adalah satu tubuh. Jika satu anggota mengalami masalah, yang lainnya harus mendorong dan menguatkannya. Jangan sampai masalah yang dialami rekan kerja malah membuat kita senang. Tapi baiklah kita berseru, "Berpeganglah erat-erat! Tanpa kamu, kami akan tenggelam!"

Kegagalan atau kesuksesan rekan sekerja akan selalu mempengaruhi diri kita juga

» Ilustrasi Rohani ini diambil dari Renungan Harian Spirit

ikan yg pesimis

Suatu saat, seorang peneliti melakukan percobaan dengan ikan untuk mengetahui apakah hewan berdarah dingin bisa kehilangan kepercayaan diri! Kemudian, dia menyediakan sebuah kotak yang tidak terlalu besar, diisi air. Ditengah kotak tersebut diberi pembatas berupa sebuah kaca bening. Di salah satu sisi dimasukkan ikan yang relatif besar dan sangat kelaparan. Dan disisi lainnya, dimasukan beberapa ekor ikan kecil yang cukup untuk dimakan oleh si ikan besar. Karena sudah sangat kelaparan. Ikan besar itu langsung dengan beringasnya berenang dengan penuh semangat untuk melahap ikan-ikan kecil itu. Namun apa yang terjadi? Anda pasti sudah dapat menduganya. Setiap kali ikan Ikan besar itu berenang menghampiri mangsanya, setiap kali itu pula dia menabrak dinding kaca pembatas.

Namun rasa lapar yang amat sangat memaksanya untuk terus mencoba, sampai akhirnya dia menghentikan usahanya yang sia-sia tersebut. Dan.... Menyerahlah dia. Percobaan dilanjutkan. Kali ini kaca pembatas yang ada di tengah-tengah air tersebut diambil. Dan sekarang apa yang terjadi? Ajaib!!! Dengan leluasa ikan-ikan kecil itu dapat berenang tanpa rasa takut. Bahkan ikan-ikan kecil itu sampai mendekati dan menyentuh sirip atau insang si ikan besar. Tetapi si ikan besar itu tetap diam dan tidak bergerak sedikitpun. Sebenarnya, bisa saja si ikan besar melahap ikan-ikan kecil itu, tapi dia hanya diam saja. Karena Dia telah menyerah, pasrah dengan asumsi bahwa apapun juga yang diperbuatnya pasti ujung-ujungnya gagal juga dan mungkin sekarang bukan saatnya untuk menyantap mangsa walaupun sebenarnya dia mempunyai kesempatan.

Banyak orang mempunyai kesempatan, namun selalu berpikir bahwa rintangannya terlalu banyak dan mungkin dan tidak mungkin dapat teratasi. Di sisi lain dia juga tidak berbuat apapun untuk memperjuangkan hidupnya sehingga menghasilkan sikap menyerah. Sama seperti si ikan besar yang akhirnya menyerah, pasrah. Seorang yang pesimistis, seperti si ikan besar tersebut, adalah orang yang mudah menyerah dan bersikap masa bodoh, tanpa disadari sikap seperti itu adalah sikap yang meragukan Tuhan, bimbang dan tidak percaya!!!. Jangan bimbang karena orang yang bimbang tidak mendapatkan apa-apa!!!

Berjuanglah bersama Tuhan, jangan bimbang sebab orang bimbang tidak akan melihat mujizat.

Written by Khrist